Menulis Bebas

Ketika Allah Berkata “Nanti” (Catatan Perjalanan Hari Ini)

Posted on: August 24, 2012

Berbekal sebuah semangat, bersiap- siap menuju pantai yang telah sekian lama ingin ku kunjungi –Sundak. Pantai ini sangat berkesan untukku, menyimpan sebuah memori di masa- masa kami masih bisa kesana kemari melakukan penjelajahan. Kami – maksudnya adalah teman- teman dari Banaran, tanah tempatku dibesarkan. Kini dengan kesibukan mereka masing-  masing sangatlah jarang bisa berkumpul lalu pergi menjelajah bumi Gunungkidul yang begitu eksotis. Kesempatan libur kali ini, ingin sekali mengunjungi pantai selatan bersama mereka lagi. Hingga semalam disusunlah rencana untuk study tour santri- santri TPA ke pantai selatan, Sundak dan Kukup. Lalu hari ini kami perlu melihat lokasi terlebih dahulu, sehingga ada kesempatan berkunjung ke Sundak.

Sejak pagi dengan penuh kegembiraan kuselesaikan pekerjaan rumah agar ketika ditinggal pergi, rumah sudah beres. Dengan cerita yang sedikit pelik, karena salah satu adikku yang putri mendadak tidak bisa ikut, sempat ingin tidak ikut juga. Namun ketika SMS datang, dari seorang kakak yang memiliki gelagat akan pamer habis- habisan sekembalinya dari pantai, membuatku ingin ikut lagi. Hingga ketika  adikku yang pertama pulang untuk mengambil sarung, ngikut lah aku bersamanya.

Suasana Kota Wonosari masih seperti biasanya, ramai. Apalagi ditambah momen hari libur, sepeda motor di sana sini, searah dengan tujuan kami – ke arah selatan. Semua baik- baik saja, hingga memasuki kilometer 6 Jalan Baron, 1 pesan masuk…. Dari seorang teman “Puter balik, putra kelilipan, sakit katanya”.  Dan kami pun berbalik. Kulihat di tepian jalan, temanku sebut saja Wahwan, sedang bersama adikku yang sudah menangis. Menengok ke kiri hanya ada toko alat- alat listrik, menengok ke kanan ternyata ada sebuah warung kecil. Ternyata disitu tidak ada obat tetes mata, namun dapat juga di sebuah toko beberapa meter kemudian. Kelilipan apa pula ini, tidak sembuh- sembuh dan adikku malah menangis terus. Akhirnya pulanglah aku mengantar adikku, dan tidak jadi mengunjungi Sundak.

Hikmah di balik perjalanan yang tak sampai tujuan hari ini adalah, mungkin Allah belum mengabulkan keinginanku mengunjungi Sundak (padahal pengen banget T_T). Tidak apa- apa, sabar saja lah menunggu kesempatan berikutnya. Sampai rumah sayup- sayup kudengar suara “dung….dung….”  di jalan, yah ini lebih enak. Makan es krim di rumah. Menunggu oleh- oleh. Meski jelek- jeleknya hanya dapat cerita pamernya doang.

Inilah pantai kukup, mirip Tanah Lot kan?

1 Response to "Ketika Allah Berkata “Nanti” (Catatan Perjalanan Hari Ini)"

Sebuah tulisan yang bijaksana. Tapi tetap saja ga asyik kan kalo ga ikut. Ha ha ha.
Tapi tenang aja, masih ada kesempatan yang lain. Insya Allah

Leave a reply to Ardika Abuzaid Cancel reply

Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 24 other subscribers

Categories

Blog Stats

  • 49,593 hits