Menulis Bebas

Archive for August 2012

Expo BSI (Badan Semi Independen) hari ini menambah keyakinan sekali lagi bahwa saya telah dewasa (belum, saya belum tua, karena masih ada yang lebih tua dari saya). Rasanya belum lama saya lah yang duduk mendengarkan penjelasan kakak yang presentasi sambil terkagum- kagum memandangi foto dan piala. Namun kembali ke alam nyata, dihadapan saya duduk adik- adik manis Gamada (Gadjah Mada Muda) 2012 dan disampingnya berdiri adik- adik 2011 yang menjadi pemandu (kalau begini berasa tua aja).

Inilah pasukan yang menggerakkan Klinik Agromina Bahari, sebuah kelompok studi di Fakultas Pertanian UGM dimana saya menumpang belajar hingga tahun kedua ini.

Dan selama dua tahun ini, ternyata banyak orang hebat disini.

Andhika Rakhmanda

(Kadept Media Klinik Agromina Bahari 2012)

Juara 2  Lomba Esai Nasional Psikologi Islam, UNDIP

Juara 1 Sayembara Menulis Kisah Inspiratif, BIMO UGM

 

Tyas Ismi Trialfianty

(Kadept Media KAB 2010)

Delegasi International Student Festiival in Trondheim, Norway 2010

Student Exchange Malaysia 2012

Ari Akbar Devananta

(Ketua KAB 2012)

Tim Expo UGM PIMNAS UMY XXV  2012

Delegasi Indonesian Young Changemakers Summit (YCS) Bandung 2012

 

Dan tentu saja masih banyak yang lainnya, seperti Bagas Awang (Staf PSDM) yang expert di bidang entrepreneur dan perfilman, Nungki Hariyati (Staf PSDM) dengan penelitian dan kewirausahannya, dan Prayuda (Staf PSDM) si jago puisi. Tidak bisa disebutkan semua, karena sebenarnya saya cuma pengen posting struktur kepengurusan KAB. Yah, ketika berbaring menahan sakit perut (# belakangan baru tahu kalau ini maag) tiba- tiba terdengar HP berdering. Yup, ternyata Gamada yang penuh keingintahuan tentang struktur di KAB sampai diikuti deringan telfon menanyakan hal yang sama (# sebenarnya sih bukan karena rajin, melainkan tugas PPSMB). Tapi semoga saja bermanfaat.

Jika yakin Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka apa yang perlu dikhawatirkan? Manusia selalu berfikir sesuatu yang sulit. Manusia tidak perlu takut dengan apa yang akan terjadi, karena perintah Allah adalah untuk berusaha, bukan menentukan takdir. Sangat simple. Allah memerintahkan untuk menenam biji, bukan untuk menumbuhkannya. Allah memerintahkan mausia untuk belajar, bukan untuk memperoleh hasil. Allah memerintahkan manusia untuk bekerja, bukan mendapat uang.

Manusia diperintahkan untuk bertawakal kepada Allah. Tawakal berarti mewakilkan; menyerahkan urusan pada Allah. Bagaimana jika sebagai makhuk tidak percaya pada Allah? Analoginya, jika kamu  tidak dipercaya temanmu, maka perasaan apa yang muncul? Marah, tentu. Lalu bagaimana jika tidak percaya kepada Allah? Bagaimana perasaan Allah jika tidak dipercaya makhluknya, padahal berkuasa atas segala sesuatu? Percaya pada Allah berarti juga tsiqah. Bukan percaya pada makhluk.

Pernahkan suatu ketika samasekali tidak memiliki uang? Bagaimana perasaanmu? Khawatir?

Lalu bagaimana saat kamu memiliki banyak uang di dompet, di tabungan? Merasa aman?

Jika merasa aman saat memiliki uang, jadi uangkah  yang memberi rasa aman?

Pernahkah merasa sakit?Apa yang dirasakan? Apa yang dilakukan saat sakit? Mengeluh? Menggerutu tidak kunjung sembuh? Orang sakit tidak diperintahkan untuk sembuh, tapi berobat. Kesembuhan adalah wewenang Allah.

Sebagai manusia janganlah mengikuti realita di sekitar, karena dunia hanya tipuan. Ikuti realita sendiri, tidak usah menjadi seperti mereka. Terkadang ingin sekali menjadi seperti dia, dia, atau dia. Padahal sukses kita berbeda denga orang lain. Cara sukses kita adalah urusan Allah. Maka percaya hanya pada Allah.

Materi Etika Muslim oleh Ust. Sholihun

 

 

 

“Allah bersama adab”, dalam kalimat ini digunakan kata “bersama” bukan kata “kepada” atau “untuk”. Digunakan kata “bersama” mengandung makna bahwa adab tidak boleh terputus. Dari mulai bangun tidur hingga hendak tidur lagi semua yang kita lakukan memiliki adabnya.

Segala macam aktivitas manusia hendaklah berdasarkan adab. Ketentuan yang Allah berikan ini bukan untuk membebani, tapi justru memudahkan manusia. Berbagai hal dalam kehidupan yang tidak sesuai dengan etika/adab justru akan menciptakan ketidakeraturan, ketidakharmonisan. Melakukan segala sesuatu dengan adabnya, percaya kepada Allah maka akan menemukan ketenangan. Allah itu Ar Razaq, pemberi rizki. Maka kenapa masih galau tentang rizki yang dimiliki? Allah itu Al Khaliq, Maha Pencipta. Lalu kenapa masih bergantung kepada makhluk? Allah itu Al Haq; nyata. Lalu kenapa masih percaya pada yang tidak nyata? Pada bayangan?

Banyak orang yang stress karena takut kehilangan apa yang dimiliki. Apa yang dikhawatirkan itu sesungguhnya hanya bayangan. Bayangan itu ada jika ada cahaya. Jika mengejar bayangan, maka sama dengan menjauhi (membelakangi)  cahaya. Berarti semakin dikejar bayangan itu akan semakin menjauh dan akan semakin menjauh pula dari cahaya.  Jika mendekat pada cahaya, maka bayangan yang justru mengikuti. Bayangan itu dunia. Dunia adalah makhluk Allah, dunia adlah segala sesuatu yang tidak abadi. Banyak orang bingung karena mengejar sesuatu yang fana, semakin mengejar dunia maka akan semakin kehausan. Maka pilihlah cahaya. Cahaya itu adalah Allah, Allah Maha Bercahaya, Allah Maha Benar, semua jelas.

Seringkali orang menggunakan orientasi yang keliru. Dalam mencintai sesuatu, apa yang dicintai? Allah, atau ciptaan Allah? Yang sesungguhnya dicari adalah cinta Allah, bukan cinta dari makhluk Allah. Manusia mencintai Allah, tapi seringkali terlena oleh makhluk ciptaan Allah. Bagaimana jika Allah tau telah dibohongi?  Bukan Allah yang dicintai, tapi ciptaannya lah yang lebih dicintai. Dalam belajar (sekolah), apa yang dicari? Ilmu atau hasil dari ilmu? Banyak orang yang kuliah agar mendapat pekerjaan yang menghasilkan uang lebih banyak. Jika kuliah tujuannya adalah mendapatkan uang, maka ketika telah memiliki uang, lalu untuk apa kuliah? Dlam bekerja ketika tidak memiliki orientasi yang jelas, maka tidak aka nada hasilnya. Yang terjadi di negara maju sekarang ini adalah orang- orang kaya justru kembali pada nilai- nilai spiritual. Krmbali pada pertanyaan, untuk apa semua yang dimiliki ini? Maka Allah lah satu- satunya orientasi.

Kembali pada Allah, seringkali diselewengkan dengan tidak realistis. Seringkali terdapat orang yang sejatinya tidak realistis dalam bersikap, namun mengatasnamakan kembali pada Allah. Mudah untuk membedakan keduanya, dapat dianalogikan dengan sikap berani dengan ngawur. Berani itu adalah tindakan yang sistematis, sedangkan ngawur adalah tindakan tanpa perhitungan. Berharap pada Allah itu adalah ikhtiar, Allah sesuai dengan persangkaa hambaNya. Maka harus selalu optimis. Sedangkan tidak realistis itu yang tidak berikhtiar, tanpa tindakan yang sistematis.

Berbekal sebuah semangat, bersiap- siap menuju pantai yang telah sekian lama ingin ku kunjungi –Sundak. Pantai ini sangat berkesan untukku, menyimpan sebuah memori di masa- masa kami masih bisa kesana kemari melakukan penjelajahan. Kami – maksudnya adalah teman- teman dari Banaran, tanah tempatku dibesarkan. Kini dengan kesibukan mereka masing-  masing sangatlah jarang bisa berkumpul lalu pergi menjelajah bumi Gunungkidul yang begitu eksotis. Kesempatan libur kali ini, ingin sekali mengunjungi pantai selatan bersama mereka lagi. Hingga semalam disusunlah rencana untuk study tour santri- santri TPA ke pantai selatan, Sundak dan Kukup. Lalu hari ini kami perlu melihat lokasi terlebih dahulu, sehingga ada kesempatan berkunjung ke Sundak.

Sejak pagi dengan penuh kegembiraan kuselesaikan pekerjaan rumah agar ketika ditinggal pergi, rumah sudah beres. Dengan cerita yang sedikit pelik, karena salah satu adikku yang putri mendadak tidak bisa ikut, sempat ingin tidak ikut juga. Namun ketika SMS datang, dari seorang kakak yang memiliki gelagat akan pamer habis- habisan sekembalinya dari pantai, membuatku ingin ikut lagi. Hingga ketika  adikku yang pertama pulang untuk mengambil sarung, ngikut lah aku bersamanya.

Suasana Kota Wonosari masih seperti biasanya, ramai. Apalagi ditambah momen hari libur, sepeda motor di sana sini, searah dengan tujuan kami – ke arah selatan. Semua baik- baik saja, hingga memasuki kilometer 6 Jalan Baron, 1 pesan masuk…. Dari seorang teman “Puter balik, putra kelilipan, sakit katanya”.  Dan kami pun berbalik. Kulihat di tepian jalan, temanku sebut saja Wahwan, sedang bersama adikku yang sudah menangis. Menengok ke kiri hanya ada toko alat- alat listrik, menengok ke kanan ternyata ada sebuah warung kecil. Ternyata disitu tidak ada obat tetes mata, namun dapat juga di sebuah toko beberapa meter kemudian. Kelilipan apa pula ini, tidak sembuh- sembuh dan adikku malah menangis terus. Akhirnya pulanglah aku mengantar adikku, dan tidak jadi mengunjungi Sundak.

Hikmah di balik perjalanan yang tak sampai tujuan hari ini adalah, mungkin Allah belum mengabulkan keinginanku mengunjungi Sundak (padahal pengen banget T_T). Tidak apa- apa, sabar saja lah menunggu kesempatan berikutnya. Sampai rumah sayup- sayup kudengar suara “dung….dung….”  di jalan, yah ini lebih enak. Makan es krim di rumah. Menunggu oleh- oleh. Meski jelek- jeleknya hanya dapat cerita pamernya doang.

Inilah pantai kukup, mirip Tanah Lot kan?

Harta yang paling berharga adalah keluarga

Istana yang paling indah adalah keluarga

Disinilah keluarga baruku terbentuk. Bersama saudari- saudari di PPSDMS Regional III Putri Yogyakarta, menempati istana baru bernama Barbie Dorm.

 

Bukan tanpa alasan bangunan ini disebut Barbie Dorm. Pertama kali kami mengunjungi rumah ini sewaktu dalam pengerjaan, spontan yang terlintas rumah ini seperti rumah Barbie. Warnanya yang pink dan bentuknya memanjang, yah seperti rumah- rumahan Barbie.

Sebuah keluarga baru akan memulai aktivitasnya untuk dua tahun kedepan. Sebagai awalan beginilah kami memulai.

Saat NLC, bersama regional lain (Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya)

Bersama teman- teman UI di sesi kelas.

Menunggu pembicara datang, ini hobby kami……

Bersama Pak Warsito, ketua MITI

Supervisor kami yang keren…

Terinspirasi dari SMS seorang adik yang curhat “besok mau jadi apa?”, sambil mengerjap- ngerjapkan mata saya berfikir bagaimana saya membalas SMS itu. Tentu saja agak bingung menjawabnya, karena ya kita sendiri yang menentukan masa depan ditambah lagi saya bukanlah seorang psikolog.  Tapi bisa dimaklumi, ketika di masa- masa rawan ababil yang akan menuju fase selanjutnya kemudian mulai berfikir tentang dirinya di masa depan. Lalu kemudian saya teringat akan tugas yang membuat mata saya bagaikan dipukul seorang preman karena harus begadang menyelesaikannya. Setelah saya pikir- pikir tugas yang saya buat itu merupakan salah satu cara yang sistematis untuk menghindari kegalauan dalam menentukan masa depan.

Dialah MHMMD, kependekan dari Mengelola Hidup Merencanakan Masa Depan. Pertama saya mendapat training ini di NLC (National Leadership Camp) di Jakara Selatan beberapa waktu lalu bersama Bunda Marwah Daud Ibrahim (Founder MHMMD, Presidium ICMI Pusat). Training ini diperuntukkan bagi BUMN, Pemda, Birokrat, tenaga pendidik, pelajar, mahasiswa, dan sebagainya (yang membutuhkan tentu saja). Untuk lebih jelasnya lihat di http://mhmmd.net/. Training ini menjelaskan bagaimana power of planning. Dan memang benar tidak ada sesuatupun yang sukses tanpa perencanaan yang matang. MHMMD mengarahkan pemahaman tentang  hakikat manusia sebagai makhluk, hamba, dan khalifah Allah. Dengan demikian, proses seseorang menemukan dirinya adalah proses mencari tahu sebenarnya Allah titipkan apa dalam dirinya. Dan setiap orang memiliki fitrahnya, dibekali dnegan berbagai kemampuan baik yang terlihat maupun tidak. Tugas manusia selanjutnya adalah menggali dan mengasah potensi itu untuk mengembalikan jati dirinya. Setiap orang bukan hanya berhak sukses tetapi wajib sukses.

Memang sih training ini berlangsung cukup lama, dari pagi hingga sore. Bagaimanapun juga menelisik potensi diri untuk menjadi dasar perencanaan selama seumur hidup tidaklah mudah tanpa adanya pemantik. Hingga di akhir training ini terciptalah suatu lembar life map yang siap menjadi peta menuju masa depan. Yang saya pahami setelah mengikuti training ini adalah bagaimana membuat langkah yang sistematis dalam mencapai mimpi- mimpi.

Pertama adalah dengan mengenal diri sendiri. Siapa saya? Keunggulan saya? Sepuluh tahun kedepan akan jadi apa saya? Yah tujuannya adalah perkenalan diri, memastikan siapa diri sendiri (barangkali lupa). Seperti gambar dibawah ini. Ini adalah lembar kerja yang diberikan MHMMD.

Selanjutnya menyusun, peluang apa saja yang ada di sekitar kehidupan, seperti ini.

Lalu pikirkan apa yang akan kita hasilkan atau capai sebagai cita- cita masa depan. Kemudian melangkah mundur, untuk mencapai cita- cita tersebut langkah apa saja yang harus dilakukan. Like this picture.

Dan akhirnya…ini adalah peta hidup selama 70 tahun….

*perlu diperhatikan bahwa semua gambar hanya contoh semata.

Ada suatu cerita, tentang seorang pemuda dengan Harley Davidson barunya.  Pemuda tersebut menyalip sebuah mobil di jalan raya sambil berkata peda pengemudi mobil “Hoooi elu udah pernah naik Harley belum?”. Lalu pemuda itu langsung tancap gas meninggalkan pengemudi mobil. Si pengemudi mobil melihat dan berkata “Sombong banget itu orang, baru juga naik Harley”. Lalu dikejarlah pemuda dengan Harley tadi, dan berhasil menyalipnya. Namun, tidak lama kemudian Harley itu berhasil menyalip mobil itu lagi sambil berkata “Hooi, udah pernah naik Harley belum lu?”. Dan pemuda itu pun ngebut lagi dengan Harleynya. Pengemudi mobil pun keki berat karenanya dan mengumpat “ Gua sumpahin tabrakan tuh orang, belagu banget”. Dan benar saja, di perempatan depannya pengendara Herley itu tabrakan dan tertimpa Harleynya sendiri. Setelah tau tabrakan, pengemudi mobil turun dan menghampiri pemuda tersebut. Sambil meringis kesakitan pemuda itu masih berkata “ Elu pernah naik Harley kagak?”. Pengendara mobil menjawab dengan agak sewot “Heh, elu tuh udah tabrakan, ketiban motor, masih sombong, mau lu apaan sih?”. Lalu pengendara Harley itu ngomong “Maksudnya gua mau Tanya kalau udah pernah naik Harley kasih tau gua rem-nya dimana”.

Sepenggal kisah diatas mungkin sudah sering kita dengar. (Silahkan tertawa kalau lucu). Konyolnya pengendara Harley tersebut tidak akan terjadi jika dia menggunakan cara yang lebih baik dalam bertanya ke pengemudi mobil. Komunikasi memegang peranan penting dalam meng-goalkan sebuah tujuan. Komunikasi yang baik memiliki indikator, jika apa yang akan disampaikan itu sesuai dengan yang diterima oleh penerima. Sangat disayangkan jika terdapat figure yang berintegritas, bervisi bagus, namun tidak pandai berkomunikasi. Alhasil, banyak orang yang tidak mengetahui kualitas seseorang sesungguhnya.

Kemampuan komunikasi seseorang perlu diasah sedini mungkin. Pentingnya komunikasi bukan hanya untuk hal- hal sederhana, seperti menanyakan rem Harley Davidson seperti diatas. Dalam skala yang lebih luas, kemampuan komunikasi mencerminkan “kualitas” seseorang. Dalam artian sebatas mana seseorang mampu mencitrakan dirinya. Sebagai contoh, dalam mementukan seorang pemimpin (baca: pilkada). Banyak figure yang berkompeten namun kurang bisa berkomunikasi sehingga masyarakat tidak menyadari mana kandidat terbaik. Akibatnya kandidat yang rajin beriklan, rajin nampang dan rajin mempopulerkan diri yang terpilih.

Harapannya di masa mendatang calon- calon pemimpin pengganti pemimpin saat ini tidak mengulang hal yang sama seperti sekarang. Kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam menggambarkan kualitas seseorang. Misalnya dalam berpidato, 8 detik pertama sangat menentukan bagaimana respon audiens selanjutnya. Mungkin audiens akan tidur, akan melamun, atau akan antusias. Jadi bukan sepenuhnya salah audiens jika dalam forum itu banyak yang mengantuk, karena pembicara lah yang bisa menciptakan suasana.

Komunikasi oral seperti diatas diperlukan dalam hal- hal tertentu. Namun ada yang lebih penting lagi di zaman ini, yaitu komunikasi di media elektronik. Secara oral, suatu komunikasi mungkin dapat menyebarkan informasi  dengan waktu yang diperlukan 100 tahun. Jika melaui media cetak, mungkin memerlukan waktu 25 tahun, namun dengan media elektronik, saat itu juga informasi dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dengan demikian media elektronik menjadi suatu sarana yang banyak dipakai dan banyak pihak ingin menguasai media elektronik. Semisal stasiun TV tertentu yang dimiliki oleh orang tertentu. Media tersebut dapat digunakan sebagai sarana propaganda yang efektif, sehingga ke netralan suatu program televisi bisa diragukan. Misi- misi terselubung dibalik suatu media juga telah merebak, sehingga jika pemimpin muda saat ini masih banyak yang gaptek, maka dia hanya akan menjadi penonton yang dipermainkan media massa.

Memang banyak sekali SDM Indonesia yang pintar, berintegritas, namun itu saja tidak cukup. Untuk mewujudkan suatu tatanan  peradaban yang lebih baik, diperlukan lebih dari sekedar pintar. Seperti yang dikatakan Pak Tifatul Sembiring bahwa “perjuangan dirancang oleh orang- orang pintar, dijalankan oleh orang- orang ikhlas, dimenangkan oleh orang- orang pemberani”.

Al Fatih, merupakan gelar dari Muhammad bin Murad yang diperoleh karena penaklukan kota Konstantinopel. Namun demikian belajar dari kesuksesan Al Fatih tidak hanya karena penaklukan kota  Konstantinopel semata. Jika dicermati, kesuksesan penaklukan Konstantinopel bukan merupakan keberhasilan generasi itu saja, melainkan akumulasi dari usaha- usaha yang  telah dilakukan generasi generasi sebelumnya. Dikisahkan tentang penaklukan Konstantinopel ini di zaman Rasulullah SAW, ketika terjadi perang Khandaq dimana kecemasan membayangi umat muslim, akankah menang dalam peperangan kali ini? Sehingga ketika dalam peristiwa penggalian parit yang membentur batu, Rasulullah SAW menyatakan takluknya Konstantinopel. Sabda Rasulullah ini menjadi pemantik semangat bagi pasukan muslim kala itu. Logikanya adalah jika Konstatinopel bisa ditaklukkan, maka tentu saja ketika penaklukan itu terjadi bangsa- bangsa arab lain telah takluk pula. Termasuk dalam peperangan Khandaq tentu saja, sehingga muncul keyakinan akan kemenangan umat muslim pada peperangan Khandaq. Namun yang terjadi kemudian, penaklukan itu tidak kunjung terlaksana hingga beberapa waktu yang lama. Hingga pada masa pemerintahan Sultan Murad dimulailah titik balik itu.

Konstantinopel merupakan kota impian, terutama jika mengingat sabda Rasulullah SAW bahwa penakluk Konstantinopel adalah sebaik- baik Pemimpin dan pasukannya adalah sebaik- baik pasukan. Memang benar, bahkan dalam prosesnya persiapan menjadi pemimpin terbaik ini telah dilakukan semenjak Al Fatih masih dalam usia dini. Pada usia 11 thun beliau telah menjadi walikota, pada usia 19 tahun beliau telah menjadi Sultan. Proses yang dilakukan Al Fatih pun tidak singkat. Beliau banyak belajar, mengambil kebaikan dari berbagai negri. Tiga hal yang menjadi perhatian beliau dalah sekolah, pasar, dan peradilan. Sekolah mengajarkan budaya dan identitas, sedangkan pasar merupakan poros ekonomi dan peradilan merupakan poros hukum.

Penaklukan Konstantinopel dilakukan secara bertahap. Dengan cara memperkuat basis, ada suatu kebiasaan menarik bangsa Turki. Ibukota selalu diletakkan di perbatasan, sehingga ketika bangun tidur dan membuka jendela, yang terlihat adalah Byzantium. Perencanaan yang dilakukan Al Fatih jauh jauh masanya sebelum d-day penaklukan adalah dengan memperlebar tiap jalan yang menuju Konstantinopel, jembatan- jembatan diperbaiki. Dengan demikian kota- kota yang sepi menjadi ramai setelah perlebaran jalan yang mendukung arus transportasi. Ramainya kota- kota ini berimbas pada persediaan logistic yang mencukupi. Sehingga pada perjalanan menuju Konstantinopel kebutuhan logistic telah tersedia.

Konstantinopel memiliki pertahanan yang begitu kuat. Benteng yang berlapis tiga, dan masih diikuti adanya parit. Menariknya ketika penaklukan Konstantinopel karena kondisi benteng yang demikian, sehingga perlu diruntuhkan dari bawah tanah. Pasukan yang membantu Al Fatih dalam peruntuhan benteng dari bawah tanah ini adalah pasukan Serbia. Serbia ini menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam penaklukan Konstantinopel, meski pada masa setelahnya justru kondisinya bertolak belakang. Poin penting yang perlu diingat dalam proses penaklukan ini adalah perencanaan matang, diplomasi yang baik, dan memastikan bahwa hubungan dengan Allah tetap terjaga.

“Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap kepemimpinan akan diminta pertanggungjawabannya kelak”.

Al Quran memberikan gambaran yang yang cukup lengkap mengenai rasul yang membawa perubahan, mengubah, menjayakan bangsanya. Al Quran juga menceritakan adanya bangsa bangsa besar yang mengalami keruntuhan. Para rasul dalam merintis suatu perubahan mengalami berbagai hambatan dan tantangan. Maka bagi kita sekarang dalam membawa perubahan harus siap berkonflik dengan siapapun. Itu berarti kita harus memiliki kesiapan dan keberanian untuk berkonflik. Belajar mengenai kepemimpinan profetik tidak hanya dari Nabi Muhammad saja, melainkan dari nabi- nabi pendahulu beliau. Salah satu kisah kepemimpinan yang sangat baik adalah kisah nabi Yusuf. Kepemimpinan profetik mengajarkan bahwa jika kita ingin menjadi besar, maka harus selalu bersama Yang Maha Besar. Hal ini sesuai dengan pengertian kepemimpinan profetik, yaitu kepemimpinan yang membebaskan penghambaan kepada Allah semata.

Kepemimpinan profetik merupakan kepemimpinan yang membawa  misi humanisasi, liberasi, dan transendensi. Misi humanisasi atau ta’muruna bil ma’ruf mengandung makna untuk memanusiakan mausia, mengangkat harjkat manusia, dan menjadikannya bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Disini yang sulit adalah dalam hal mencontohkan kebaikan. Misi liberasi atau tanhauna ‘anil munkar yaitu membebaskan manusia dari keterpurukan dan ketertindasan. Sedangkan tu’minina billah atau misi transendensi merupakan manifestasi dari  humanisasi dan liberasi. Disini terkandung makna bahwa kesadaran ilahiyah yang mampu menggerakkan hati dan bersikap ikhlas terhadap segala sesuatu yang dilakukan. Jika kita bisa konsisten dalam humanisasi dan liberasi maka hidayah itu bisa datang.

Dalam kepemimpinan profetik terdapat beberapa proses tahapan. Yang pertama adalah proses pembacaan. Pembacaan berarti penguasaan informasi berupa konsep, teori, dan paradigma dasar. Selanjutnya, yang kedua yaitu proses penyucian atau purifikasi. Purifikasi mengandung pengertian menetralisir pemikiran, perasan, dan moral dari muatan negative. Proses ketiga yaitu proses pengajaran. Proses pengajaran yaitu penguasaan terhadap epistemology dan metodologi ilmu pengetahuan “sciences” dan kebijaksanaan “wisdom”. Yang keempat yadalah proses penguasaan informasi dan masalah baru.  Hal ini diisyaratkan dalam ungkapan “dan mengajarkan kepadamu apa- apa yang belum pernah kamu ketahui”. Indicator keberhasilan dari kepemimpinan profetik ini adalah ketika telah menyadari peran dan fungsinya sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi.


Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 24 other subscribers

Categories

Blog Stats

  • 49,659 hits